Kamis, 17 April 2014

RIJAL Al-HADIS (Hadis Tentang Kehendak dan Keinginan)



Oleh: Munirah Rahman
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak orang-orang yang keliru terhadap hadis Nabi. Ketika melihat suatu kalimat yang berbentuk bahasa Arab, mereka berfikir bahwa itu adalah hadis padahal tidak selamanya demikian. Begitu juga pada sanad, terkadang nama rawi yang dicantumkan hanyalah nama kunniyahnya atau laqabnya saja ataukah hanya namanya saja tanpa menyebutkan nama bapaknya. Padahal satu nama itu terkadang dipakai oleh banyak orang, jadi untuk membedakan satu dengan yang lainnya harus di sertakan nama bapaknya.
Maka dari itu, tujuan utama dari penulis untuk menyusun makalh ini yaitu untuk membantu dalam menemukan nama asli dari setiap rawi dari hadis yang diteliti, agar tidak terjadi kekeliruan dalam melihat suatu hadis terutama pada rawi itu sendiri. Karena dalam makalah ini penulis akan menguraikan nama lengkap dari rawi itu beserta penilan-penilain ulama terhadap mereka agar kita mengetahui rawi mana yang bisa diterima hadisnya dan rawi mana yang tidak boleh diterima hadisnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Metode apa sajakah yang digunakan dalam Takhri>j al-Hadi>s?
2.      Siapakah nama lengkap dari perawi yang mubham tersebut?
3.      Bentuk periwayatan apa sajakah yang terjadi dalam sanad tersebut?





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sanad dan Matan Hadis
حَدَّثَنَا يَحيَى بن قَزَعَةَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهيْمُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أبِيْ سَلَمَةَ، وَالأَعْرَاجِ،ح وَحَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ، حَدَّثَنِيْ أَخِيْ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِيْ عَتِيْقٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أبِيْ سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَسَعِيْدِ بْنِ المُسَيِّبِ، أنَّ أَبَاهُرَيْرَةَ قَالَ: اسْتَبَّ رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَرَجُلٌ مِنَ اليَهُوْدِ، فَقَالَ المُسْلِمُ: وَالَّذِيْ اصْطَفَى مُحَمَّدًا عَلَى العَالَمِيْنَ فِي قَسَمٍ يُقْسَمُ بِهِ،فَقَالَ اليَهُودِيُّ: وَالَّذِيْ اصْطَفَى مُوْسَى عَلَى العَالَمِيْنَ، فَرَفَعَ المُسْلِمُ يَدَهُ عِنْدَ ذَلِكَ فَلَطَمَ اليَهُودِيَّ، فَذَهَبَ اليَهُودِيُّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرَهُ بِالَّذِيْ كَانَ مِنْ أَمْرِهِ، وَأَمْرِ المُسْلِمِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: <<لاَتُخَيِّرُوْنِي عَلَى مُوسَى، فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِ، فَأَكُوْنُ أَوَّلَ مَنْ يُفِيْقُ، فَإِذَا مُوْسَى بَاطِشٌ بِجَانِبِ العَرْشِ، فَلاَ أَدْرِي أَكَانَ فِيْمَنْ صَعِقَ فَأَفَاقَ قَبْلِي، أَوْ كَانَ مِمَّنِ اسْتَنّشَى اللهُ>>[1] 
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Qaza'ah telah menceritakan kepada kami Ibrahim dari Ibn Syihab dari Abu Salamah dan Al a'raj. (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Saudaraku dari Sulaiman dari Muhammad bin Abu 'Atiq dari Ibn Syihab dari Abu Salmah bin Abdurrahman dan Sa'id bin Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata, "Seorang laki-laki muslimin dan seorang laki-laki Yahudi saling memaki (mencela). Si Muslim berkata, 'Demi Dzat yang mengistimewakan Muhammad di atas semua manusia', dan ia mengucapkannya disertai sumpah. Sedang si Yahudi berkata, 'Demi Dzat yang telah mengistimewakan Musa di atas semua manusia'. Lantas si muslim mengangkat tangannya dan menempeleng si Yahudi. Maka si Yahudi melaporkan kasusnya kepada Rasulullah Shallalahu'alaihiwasallam dan mengutarakan segala kasus yang terjadi antara dirinya dan si Muslim, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Janganlah kalian mengistimewakanku di atas Musa, sebab manusia di hari kiamat nanti akan pingsan sehingga akulah manusia pertama-tama yang bisa siuman. Tiba-tiba Musa telah berdiri di samping 'arsy, sehingga aku tidak tahu apakah dia termasuk yang pingsan ataukah dia telah siuman sebelumku, atau dia diantara manusia yang Allah kecualikan (tidak pingsan).”


B.     Takhri>j Hadis
Setelah penulis mendapatkan teks hadis lengkap dengan artinya, maka langkah selanjutnya ialah mencari hadis tersebut di beberapa kitab dengan menggunakan 2 metode, yaitu:
1.      Metode Takhri>j berdasarkan rawi a’la.
Petunjuk yang ditemukan berdasarkan sanad terakhir atau rawi a’la ialah dengan menggunakan kitab Tuhfa al-Asyra>f bi Ma’rifat al-Atra>f karangan al-Hafi>z} al-Muh}aqqiq Muh}addis\ al-Sya>m Jama>l al-Di>n Abu> al-H{ajja>j Yu>suf ibn al-Zakki> ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Yu>suf al-Qadla>‘i> al-Kalbi> al-Mizzi> al-Dimasyqi> al-Syafi>‘i> atau dikenal dengan Ima>m al-Mizzi>.[2]
Adapun rawi a’la pada hadis tersebut ialah أَبُوْ هُرَيْرَةَ sebagai berikut:
*13150 (خ م) حديث: استبَّ رجل من المسلمين ورجل من اليهود... الحديث لا تفضلوني على موسى. خ في أحاديث الأنبياء (32: 2) عن أبي اليمان، عن شعيب، عن الزهري، عن سعيد وأبي سلمة (ح 15162)، كلاهما عن أبي هريرة به. م فيه (لا، بل في الفضائل 42: 8) عن عبد الله بن عبد الرحمن الدارمي وأبي بكر بن إسحاق، كلاهما عن أبي اليمان به.[3]
Penjelasan data yang diperoleh dari petunjuk berikut ialah hadis tersebut terdapat dalam 2 jalur yakni dalam  kitab Bukhari dalam bab tentang al-Anbiya>’ pada hadis ke 32 dan dalam kitab Muslim pada bab tentang al-Fad}a>’il pada hadis ke 42. Dari kedua jalur tersebut, semuanya mengambil hadis dari Abu> Hurairah.
2.      Metode Takhri>j berdasarkan salah satu lafal matan hadis
Penentuan lafal hadis tersebut tidak ditentukan, awal, tengah ataupun akhir, semuanya bisa digunakan, sehingga hadis bisa dilacak jika potongan hadisnya sudah diketahui, namun kata yang akan dilacak haruslah diketahui kata dasarnya terlebih dahulu atau biasa disebut فعل ماض dan pencarian biasanya tidak terbatas pada satu kata kunci saja untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Para penyusun kitab ini menitikberatkan peletakan hadis-hadisnya menurut lafal-lafal yang asing. Semakin asing (gari>b) hadis tersebut, maka pencarian hadis akan semakin mudah dan efisien.
Pada metode ini, penulis menggunakan kitab al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z} al-H{adi>s\ al-Nabawi>  karangan A.J. Wensinck.
Peneliti menggunakan lafal خير, sehingga peneliti menemukan potongan hadisnya sebagai berikut:
"لاَ تُخَيِّرُوْنِيْ عَلَى مُوْسَى"
أ‌.        (خ) خصومات 1، أنبياء 31، تفسير سورة 7، رقاق 43، توحيد 31.
ب‌.  (م) فضائل 160.
ت‌.  (د) سنة 13.
ث‌.  (حم) 2، 64.[4]
Adapun penjelasan data yang diperoleh dari petunjuk tersebut ialah sebagai berikut:
a.       Dalam kitab Bukhari pada bab tentang Khus}u>ma>t hadis ke 1, pada bab tentang Anbiya>’ pada hadis ke 31, pada bab tentang Tafsi>r Su>rah pada hadis ke 7, pada bab tentang Riqa>q hadis ke 43 dan pada bab tentang Tauhi>d hadis ke 31.
b.      Dalam kitab Muslim pada bab tentang Fad}a>’il hadis ke 160.
c.       Dalam kitab Abu> Da>ud pada bab tentang Sunnah hadis ke 13.
d.      Dalam kitab Ah}mad bin H}anbal pada Juz ke 2 halaman 64
C.     Analisis Sanad Hadis


1.      Skema tunggal hadis tentang “Kehendak dan Keinginan”

























2.      Biografi Para Perawi Hadis
Adapun setelah peneliti membuat skema tunggal terhadap hadis tersebut, maka langkah selanjutnya ialah mengumpulkan biografi para perawi hadis mulai dari mukharrij sampai dengan rawi a’la, yaitu:
a)      Imam Bukhari
Nama lengkapnya ialah Muh}ammad bin Isma’il bin Ibra>hi>m bin al-Mugi>rah.[5] Beliau lahir pada tahun 194 Hijriah[6]. Beliau rihlah pada tahun 210 Hijrriah dan Kunniyahnya adalah Abu> ‘Abdullah[7]. Beliau lahir di Bukhara yang dimana maknanya ialah menanam[8]. Beliau mempelajari hadis dan al-Qur’an sepanjang hidupnya dan beliau telah melakukan rihlah dan mempelajari islam yaitu membahas hadis-hadis sampai beliau menjadi Imam. Beliau pernah rihlah untuk belajar hadis kepada para muhaddis\in di Mesir, kemudian beliau menuliskan hadis-hadisnya di Khurasa>n dan di gunung-gunung, beliau juga pergi ke Hija>z dan Sya>m.
Sebelum beliau wafat, beliau pergi menuju Samarkand, tiba di Khartand, sebuah desa kecil di Samarkand, ia singgah untuk mengunjuingi familinya. Namun, disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan akhirnya beliau meninggal pada malam Idul Fitri[9] pada tahun 246 Hijriah[10] dan ada yang mengatakan beliau meninggal pada tahun 256 Hijriah[11].
Guru-gurunya ialah ‘Ubaidillah bin Mu>sa, Muhammad bin ‘Abdillah al-Ans}ari>, Makki> bin Ibra>hi>m, Abi> al-Mugi>rah, Abi> Mushar, Ah}mad bin Kha>lid al-Wah}bi>, dan lain-lain.[12]
Murid-muridnya ialah al-Tirmiz}i>, Ibra>hi>m bin Isha>q al-H}arbi>, Ibra>hi>m bin Mu>sa al-Jauzi>, Ah}mad bin Sahl al-Jauzi>, Abu> Salamah bin ‘Abd al-Rahman, Ibra>hi>m bin Ma’qi al-Nasafi>, Ada>m bin Mu>sa al-Khawa>ri>, H}a>tim bin Khujaim al-Afra>ni> dan masih banyak lagi yang lainnya.[13] (Tahzib al-kamal, juz: 24, hal:437)
b)      Abu> Salamah bin ‘Abd al-Rahman
Nama lengkapnya adalah Abd Allah bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf al-Qurasyyi al-Z}uhri> al-Madani>, tapi ada juga yang mengatakan namanya adalah Isma’il.[14] Kunniyahnya adalah Abu> Salamah. Terjadi perbedaan tentang tahun kelahirannya, menurut Muhammad bin Sa’id beliau lahir pada tahun 20-an atau pada tahun tahun 40-an Beliau wafat di Madinah, menurut Hisya>m bin ‘Adi> beliau wafat pada tahun 94 hijiriah dan ada juga yang mengatakan beliau wafat pada tahun 104 hijriah[15].
Muhammad bin Sa’id menilainya S|iqah, Abu Zar’ah juga mengatakan bahwa beliau Imam yang S|iqah, ‘Aqi>l bin Khalid berkata dari al-Zuhri>, bahwa Abu> Salamah bin ‘Abd al-Rahman adalah orang yang mengetahui banyak hadis.



  
c)      Ibn Syiha>b
Nama lengkapnya adalah Sa’id bin al-Musayyab bin H}azan bin Abi> Wahb.[16] Kunniyahnya adalah Abu> Muha}ammad, nasabnya adalah al-Quraisyi>, al-Madani> dan al-Makhzumi>. Beliau wafat pada tahun 93 Hijriah.
Penilaian ulama terhadap beliau ialah Sulaiman bin Mu>sa menilai bahwa beliau adalah ahli fiqih dari kalangan tabi’in, Yahya> bin Mu’in berkata bahwa: Sa’id bin al-Musayyab lebih S}alih dari ‘Ali> dan ‘Us\ma>n. Abu> T}a>lib mengatakan bahwa Sa’id bin al-Musayyab itu s\iqah. Abu> Zur’ah mengatakan s\iqah.[17]
d)      Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q
Nama lengkapnya adalah Muh}ammad bin ‘Abdillah bin Abi> ‘Ati>q al-Quraisyi> al-Taimi>. Kunniyahnya adalah al-Siddiqi>.
Muh}ammad bin Yahya> al-Zuhli> berkata bahwa tidak ditemukan riwayat dari Muh}ammad bin ‘Abdillah di Ira>q akan tetapi pada akhir hayatnya ditemukan bahwa ia adalah ahli Ira>q, riwayatnya lebih terkenal di Hija>z dari pada di Ira>q. beliau meriwayatkan banyak hadis dari al-Zuhri>, Abu> Da>ud, al-NAsa’I dan Tirmidzi.[18]
e)      Sulaima>n
Nama lengkapnya adalah Sulaima>n bin Bila>l. Kunniyahnya adalah Abu> Muh}ammad dan nasabnya ialah al-Quraisyi>.[19] Beliau Wafat di Madinah pada tahun 172 Hijriah.
Abu> T}a>lib berkata dari Ah}mad bin H}anbal bahwa: “لا بأس به ”. Yahya> bin Mu’in, Muhammad bin Sa’id, Ya’qu> bin Syaibah dan al-Nasa’i menilainya s\qah. Akan tetapi al-Zuhli> menilai hadis Sulaiman bin Bila>l yang dia riwayatkan dari al-Zuhri> itu berstatus hasan dan Sulaiman bin Bila>l meriwayatkan banyak hadis dari al-Zuhri>, tapi beliau juga terkenal sebagai penuntut ilmu hadis di madinah sampai beliau meninggal.[20]
f)       Akhihi
Nama lengkapnya adalah ‘Abd al-H}umaid bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<>yas bin Ma>lik bin Abi> ‘A<mir al-As}bahi>.[21] Beliau wafat di Baghda>d pada tahun 202 Hijriah.[22]
Us\ma>n bin Sa’id dari Yahya> bin Mu’in menilainya s\iqah. Yahya berkata : “ليس به بأس”.
g)      Isma>’il
Nama lengkapnya adalah Isma>’il bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<yas bin Ma>lik bin Abi> ‘A<mir al-As}bahi. Kunniyahnya adalah Abu> Abdillah bin U<yas dan nasabnya adalah al-Madani>. Laqabnya adalah Ibn Abi> U<yas. Beliau wafat pada tahun 226 Hijriah.
Abu Ta>lib berkata dari Ah}mad bin H}anbal : “لا بأس به ” sama halnya dengan Us\ma>n bin Sa’id al-Da>rimi> dari Yahya> bin Mu’in, mereka juga memberikan penilaian yang sama. Abu Bakr menilainya s}adu>q. Mu’a>wiyah bin S}alih berkata Abu> U<yas dan anaknya itu dha’if. Syekh al-Bani> mengatakan bahwa Isma>’il pernah meriwayatkan hadis Munkar dan dia di nilai dha’if.[23] Ibra>hi>m bin ‘Abdillah berkata: “ مخلط، يكذب، ليس بشيئ”. Al-Nasa’i dan al-Ba>qu>n menilainya dha’if.



h)      Al-A’ra>ji
Nama lengkapnya adalah ‘Abd al-Rahman bin Hurmuz. Kunniyahnya adalah Abu> Da>ud\, nasabnya adalah al-Madani> dan laqabnya adalah al-Ara>ji. Beliau wafat di Iskandari> pada tahun 119 Hijriah.[24]
Muh}ammad bin Sa’id menilainya s\iqah dan beliau juga meriwayatkan banyak hadis. Muhammad bin ‘Us\man berkata dari ‘Ali> bin al-Madani> berkata bahwa: ada enam sahabat Rasulullah saw dan salah satunya ialah al-A’ra>ji. Ah}mad bin ‘Abdullah al-‘Ajli>, Abu> Zur’ah dan Ibn Khira>sy menilainya s\iqah.[25]
i)       Ibra>hi>m
Nama lengkapnya adalah Ibra>hi>m bin Sa’id bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf al-Quraisyi> al-Zuhri>. Kunniyahnya adalah Abu> Isha>q al-Madani>. Beliau lahir pada tahun 108 Hijriah. Dan beliau wafat pada tahun 183 Hijriah, ada juga yang berpendapat bahwa beliau wafat pada tahun 184 Hijriah.
Abdullah bin Ah}mad bin Hanbal menilainya s\iqah. Za>da bin Abi> Muri>m menilainya h}ujjah. Yahya> bin Mu’in menilainya s\iqah. Ahmad bin ‘Abdullah bin S}alih al-‘Ajli> mengatakan si Madani> itu s\iqah. Bukhari berkata bahwa diantara Ibra>hi>m bin Sa’id dengan Muha}ammad bin Isha>q, Ibra>hi>m bin Sa’id lebih banyak menghafal hadis di bandingkan dengan Muh}ammad bin Isha>q. Abd al-Rah}man bin Yu>su>f menilainya sadu>q.[26]
j)        Yahya> bin Qaza’ah
Nama lengkapnya adalah Yahya> bin Qaza’ah. Nasabnya adalah al-Qiraisyi> al-Makki> al-Muazzani.
Al-Daraqut}ni> menilainya s\iqah
.
k)      Abu Hurairah
Nama lengkapnya adalah ‘Abd al-Rahman bin S}akhr.[27] Akan tetapi, para ulama berbeda pendapat mengenai namanya dan nama bapaknya diantaranya ada yang mengatakan Abd al-Rahman bin S}akhar, ‘Abd al-Rahman bin Gaanam, ‘Abdullah bin ‘A<ziz, ‘Abdullah bin ‘Amir, ‘Abdullah bin ‘Amru> dan dikatakan juga bahwa juga bahwa namanya pada masa jahiliyyah ‘Abd al-Syams dan kunniyahnya Abu al-Aswad, dan Rasulullah saw. memberinya nama ‘Abdullah kunniyahnya Abu Hurairah[28] sebagaimana telah diriayatkan darinya bahwasanya doa berkata “Susungguhnya saya diberi gelar sebagai Abu Hurairah karena saya telah mendapatkan anak-anak kucing kemudian menggendongnya di lenganku dan ditanyakan: apa itu? Saya menjawab: anak-anak kucing, maka dikatakan kepadaku: Kamu bapaknya kucing”. Abu al-Qa>shim menyebutkan bahwa nama ibunya adalah Maimu>nah S|abi>h.[29] Beliau wafat pada tahun 57 H.
            Guru-guru beliau adalah Rasulullah saw, Usamah bin Zaid bin al-Ha>ris\ah, Bas}rah bin Abi> Bas}rah al-Giffa>ri>, ‘Umar bin al-Khat}t}a>b, al-Fad}l bin al-‘Abba>s, Abu> Bakr al-S}iddi>q, ‘A<isyah istri Nabi Muhammad saw., ‘Ubay bin Ka’ab, Ka’ab al-Akhba>r.
Murid-muridnya ialah Ibra>hi>m bin Isma>’il, Anas bin H}aki>m al-D}abiyyi, Anas bin Ma>lik, Basyi>r bin Nahi>k, Ja>bir bin ‘Abdullah, Ja’far bin ‘Iya>d}, H}umaid bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf, dan masih banyak lagi yang lainnya.
3.      Penjelasan tentang bentuk periwayatan yang diteliti
a.       Periwayatan antara Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q dari Ibn Syiha>b termasuk bentuk periwayatan al-Aka>bir an al-As}a>gir karena Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q termasuk tabi’in pertengahan sedangkan Ibn Syiha>b bukan termasuk dari kalangan tabi’in pertengahan (دون وسط التابعين ) atau tingkatannya lebih di bawah daripada Muh}ammad bin ‘Ati>q.
b.      Periwayatan antara Isma>’il dari saudaranya ‘Abd al-H}umaid termasuk bentuk periwayatan al-Ikhwah wa al-Akhawa>t karena Isma>’il telah mengambil hadis dari saudaranya yaitu ‘Abd H}umaid.
c.       Periwayatan antara Abi> Salamah dan al-A’ra>ji termasuk bentuk periwayatan al-Aqra>n karena Abi> Salamah dan al-A’raji sama-sama berada pada tingkatan tabi’in pertengahan.
d.      Periwayatan antara Ibra>hi>m dari Ibn Syiha>b merupakan bentuk periwayatan al-Aka>bir an al-Asa>gir karena dilihat dari segi tingkatannya yang di mana Ibra>hi>m telah mengambil hadis dari tingkatan yang berada di bawahnya yaitu Ibn Syiha>b yang berada bukan pada tingkatan tabi’in pertengahan (دون وسط التابعين ).











BAB III
KESIMPULAN
1.      Nama-nama perawi yang mubham:
a.       Abi> Salamah bi Abd al-Rah}man
 Nama lengkapnya adalah Abd Allah bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf al-Qurasyyi al-Z}uhri> al-Madani>, tapi ada juga yang mengatakan namanya adalah Isma’il. Kunniyahnya adalah Abu> Salamah. Terjadi perbedaan tentang tahun kelahirannya, menurut Muhammad bin Sa’id beliau lahir pada tahun 20-an atau pada tahun tahun 40-an Beliau wafat di Madinah, menurut Hisya>m bin ‘Adi> beliau wafat pada tahun 94 hijiriah dan ada juga yang mengatakan beliau wafat pada tahun 104 hijriah. Kesimpulanal-Jarh wa al-Ta’dilny ialah Abi> Salamah itu s\iqah.
b.      Ibn Syiha>b
Nama lengkapnya adalah Sa’id bin al-Musayyab bin H}azan bin Abi> Wahb. Kunniyahnya adalah Abu> Muha}ammad, nasabnya adalah al-Quraisyi>, al-Madani> dan al-Makhzumi>. Beliau wafat pada tahun 93 Hijriah. Kesimpulan jarh wa al-Ta’dil ialah Sa’id bin al-Musayyab itu s\iqah.
c.       Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q
Nama lengkapnya adalah Muh}ammad bin ‘Abdillah bin Abi> ‘Ati>q al-Quraisyi> al-Taimi>. Kunniyahnya adalah al-Siddiqi>. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dilnya ialah bahwa beliau itu lebih terkenal riwayatnya di Hija>z dari pada di Ira>q tempat kelahirannya.
d.      Sulaima>n
 Nama lengkapnya adalah Sulaima>n bin Bila>l. Kunniyahnya adalah Abu> Muh}ammad dan nasabnya ialah al-Quraisyi>. Beliau Wafat di Madinah pada tahun 172 Hijriah. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dilnya ialah bahwa Sulaima>n bin Bila>l ada yang mengatakan لا بأس به ada juga yang mengatakan bahwa beliau itu s\iqah.
e.       Akhihi
Nama lengkapnya adalah ‘Abd al-H}umaid bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<>yas bin Ma>lik bin Abi> ‘A<mir al-As}bahi>.[30] Beliau wafat di Baghda>d pada tahun 202 Hijriah. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dil ialah bahwa beliau itu ليس به بأس.
f.        Isma>’il
Nama lengkapnya adalah Isma>’il bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<yas bin Ma>lik bin Abi> ‘A<mir al-As}bahi. Kunniyahnya adalah Abu> Abdillah bin U<yas dan nasabnya adalah al-Madani>. Laqabnya adalah Ibn Abi> U<yas. Beliau wafat pada tahun 226 Hijriah. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dil beliau ialah dha’if.
g.      Ibra>hi>m
Nama lengkapnya adalah ‘Abd al-Rahman bin Hurmuz. Kunniyahnya adalah Abu> Da>ud\, nasabnya adalah al-Madani> dan laqabnya adalah al-Ara>ji. Beliau wafat di Iskandari> pada tahun 119 Hijriah. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dil beliau ialah s\iqah.
h.      Yahya> bin Qaza’ah.
Nama lengkapnya adalah Yahya> bin Qaza’ah. Nasabnya adalah al-Qiraisyi> al-Makki> al-Muazzani. Penulis tidak menemukan tanggal lahir maupun wafat beliau. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dil beliau ialah s\iqah.
1.      Bentuk periwayatan yang terjadi pada sanad yang diteliti:
a)         Periwayatan antara Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q dari Ibn Syiha>b termasuk bentuk periwayatan al-Aka>bir an al-As}a>gir.
b)        Periwayatan antara Isma>’il dari saudaranya ‘Abd al-H}umaid termasuk bentuk periwayatan al-Ikhwah wa al-Akhawa>t.
c)         Periwayatan antara Abi> Salamah dan al-A’ra>ji termasuk bentuk periwayatan al-Aqra>n.
d)        Periwayatan antara Ibra>hi>m dari Ibn Syiha>b merupakan bentuk periwayatan al-Aka>bir an al-Asa>gir.




















DAFTAR PUSTAKA
‘Ali> bin Hibbah Allah bin Abi> Nas}r bin Maku>lan. al-Ikma>l. Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, 1411 H.
al-Bagda>di>,  Ahmad bin ‘Ali> Abu> Bakr al-Khat}i>b. Ta>rikh Bagda>d. Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, t.th.
al-Basti>,  Muh}ammad bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim al-Taimi>. Masya>hir Ulama>’ al-Amsh}a>r. Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.
al-Bukha>ri> al-Ju’fi>,  Muhammad bin Isma’il bin Ibra>hi>m Abu> ‘Abdillah. Ta>rikh al-Ka>bi>r. Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.
al-Bukha>ri>, Abi> ‘Abdullah bin ‘Isma<’il. al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}. Beirut: Da>r al-Kutub, 1407 H.
al-Damasyqi>, Hamid bin Ah}mad Abu> ‘Abdullah al-Zahabi>. al-Ka>syif. Jeddah: Muassasah ‘Ulwa, 1413 H.
Ibn ‘Adi>, Al-Ka>mil fi Du’afa>’ al-Rija>l, (t. d.)
M. Solahuddin & Agus Suyadi. ‘Ulum al-H{adi>s\. Cet. I; Bandung Pustaka Setia, 2009.
al-Miz}z}i, Al-Ha>fiz}. Tuhfat al-Asyra>f bi Ma’rifat al-Atra>f. t.t: Da>r al-Qiyamah, 1403 H.
, Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n. Tahzi>b al-Kama>l. Beirut: Muassah al-Risa>lah, 1400 H.
al-Sya>fi’i, Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni>. Tahzi>b al-Tahzi>b. Beirut: Da>r al-Fikr, 1404 H.
, Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni>. Taqri>b al-Tahz}i>b,. Suriah: Da>r al-Rasyi>d, 1406 H.
al-Sya>mi>, Abd al-Rahma. Si>rah A’la>m al-Nubala>’i. (t. d).
al-Taimi> al-Basti>, Muha}mmad bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim. al-S|iqa>t. Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.
Weinsinck, A.J. terj. Muh}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qiy. al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z} al-H}adi>s\ al-Nabawiy. Laeden: I.J Brill, 1969 M.



[1] Abi> ‘Abdullah bin ‘Isma<’il al-Bukha>ri>, al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}, Juz IV, (Beirut: Da>r al-Kutub, 1407 H.), h. 399.
[2]M. Solahuddin & Agus Suyadi, ‘Ulum al-H{adi>s\ (Cet. I; Bandung Pustaka Setia, 2009), h. 196.  
[3]Al-Ha>fiz} al-Miz}z}i, Tuhfat al-Asyra>f bi Ma’rifat al-Atra>f, Juz X, (t.t: Da>r al-Qiyamah, 1403 H.), h. 19.
[4]A.J. Weinsinck terj. Muh}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qiy, al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z} al-H}adi>s\ al-Nabawiy, Juz. II (Laeden: I.J Brill, 1969 M.), h. 93.
[5]‘Ali> bin Hibbah Allah bin Abi> Nas}r bin Maku>lan, al-Ikma>l, Juz I, (Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, 1411 H.), h. 259.
[6]Hamid bin Ah}mad Abu> ‘Abdullah al-Zahabi> al-Damasyqi>, al-Ka>syif, Juz II, (Jeddah: Muassasah ‘Ulwa, 1413 H.), h. 156.
[7]Ahmad bin ‘Ali> Abu> Bakr al-Khat}i>b al-Bagda>di>, Ta>rikh Bagda>d, Juz II, (Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, t.th.), h. 4.
[8]Abd al-Rahman al-Sya>mi>, Si>rah A’la>m al-Nubala>’i, Juz XII, (tanpa data), h. 397.
[9]Muha}mmad bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim al-Taimi> al-Basti>, al-S|iqa>t, Juz IX, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.), h. 113.
[10]Muhammad bin Isma’il bin Ibra>hi>m Abu> ‘Abdillah al-Bukha>ri> al-Ju’fi>, Ta>rikh al-Ka>bi>r, Juz I, (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.), h. 3.
[11] Ahmad bin ‘Ali> Abu> Bakr al-Khat}i>b al-Bagda>di>, Op., Cit, h. 4.
[12] Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Tahzi>b al-Tahzi>b, Juz IX, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1404 H.), h. 41.
[13] Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n al-Miz}z}i>, Tahzi>b al-Kama>l, Juz XXXIV (Beirut: Muassah al-Risa>lah, 1400 H.), h. 437.
[14]Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n al-Miz}z}i>, Ibid., h. 371.
[15] Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Taqri>b al-Tahz}i>b, (Suriah: Da>r al-Rasyi>d, 1406 H.), h. 409.
[16]Muh}ammad bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim al-Taimi> al-Basti>, Masya>hir Ulama>’ al-Amsh}a>r, Juz IV (Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.), h. 237.  
[17]Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n al-Miz}z}i>, Op. Cit., h. 70-73.
[18]Ibid., h. 551.
[19]Muha}ammad bin H}ibba>n bin  Ah}mad, Masya>hir Ulama> al-Amsha>r, Juz I (Beirut: Da>r al-Kitab al’Alamiyah, 1959 M.), h. 140.
[20]Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n al-Miz}z}i>, Op. Cit., h. 374-375.
[21]Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqalani> al-Syafi’i>, Lisa>n al-Miza>n, Juz VII (Beirut: Muassasah al-A’lami> Lil), h. 275.
[22]Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Op. Cit., h. 333.
[23]Ibn ‘Adi>, Al-Ka>mil fi Du’afa>’ al-Rija>l, (t. d.)
[24]Muh}ammad bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim al-Taimi> al-Basti>, Op. Cit., h. 77.
[25]Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n al-Miz}z}i>, Op. Cit., h. 470-471.
[26]Ibi., h. 88-94.
[27]Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Taqri>b al-Tahz}i>b, Op., Cit, h. 343.
[28] Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Tahzi>b al-Tahzi>b, Op., Cit, h. 518.
[29]Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n al-Miz}z}i>, Tahzi>b al-Kama>l, Juz 34, Op., Cit, h. 367.
[30]Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqalani> al-Syafi’i>, Lisa>n al-Miza>n, Juz VII (Beirut: Muassasah al-A’lami> Lil), h. 275.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar