Oleh: Munirah Rahman
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak orang-orang
yang keliru terhadap hadis Nabi. Ketika melihat suatu kalimat yang berbentuk
bahasa Arab, mereka berfikir bahwa itu adalah hadis padahal tidak selamanya
demikian. Begitu juga pada sanad, terkadang nama rawi yang dicantumkan hanyalah
nama kunniyahnya atau laqabnya saja ataukah hanya namanya saja tanpa
menyebutkan nama bapaknya. Padahal satu nama itu terkadang dipakai oleh banyak
orang, jadi untuk membedakan satu dengan yang lainnya harus di sertakan nama
bapaknya.
Maka dari itu, tujuan utama dari penulis untuk menyusun
makalh ini yaitu untuk membantu dalam menemukan nama asli dari setiap rawi dari
hadis yang diteliti, agar tidak terjadi kekeliruan dalam melihat suatu hadis
terutama pada rawi itu sendiri. Karena dalam makalah ini penulis akan
menguraikan nama lengkap dari rawi itu beserta penilan-penilain ulama terhadap
mereka agar kita mengetahui rawi mana yang bisa diterima hadisnya dan rawi mana
yang tidak boleh diterima hadisnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Metode apa
sajakah yang digunakan dalam Takhri>j al-Hadi>s?
2.
Siapakah nama
lengkap dari perawi yang mubham tersebut?
3.
Bentuk
periwayatan apa sajakah yang terjadi dalam sanad tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sanad dan Matan
Hadis
حَدَّثَنَا يَحيَى بن قَزَعَةَ،
حَدَّثَنَا إِبْرَاهيْمُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أبِيْ سَلَمَةَ،
وَالأَعْرَاجِ،ح وَحَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ، حَدَّثَنِيْ أَخِيْ، عَنْ
سُلَيْمَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِيْ عَتِيْقٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ
أبِيْ سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَسَعِيْدِ بْنِ المُسَيِّبِ، أنَّ
أَبَاهُرَيْرَةَ قَالَ: اسْتَبَّ رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَرَجُلٌ مِنَ
اليَهُوْدِ، فَقَالَ المُسْلِمُ: وَالَّذِيْ اصْطَفَى مُحَمَّدًا عَلَى
العَالَمِيْنَ فِي قَسَمٍ يُقْسَمُ بِهِ،فَقَالَ اليَهُودِيُّ: وَالَّذِيْ
اصْطَفَى مُوْسَى عَلَى العَالَمِيْنَ، فَرَفَعَ المُسْلِمُ يَدَهُ عِنْدَ ذَلِكَ
فَلَطَمَ اليَهُودِيَّ، فَذَهَبَ اليَهُودِيُّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرَهُ بِالَّذِيْ كَانَ مِنْ أَمْرِهِ، وَأَمْرِ
المُسْلِمِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ:
<<لاَتُخَيِّرُوْنِي عَلَى مُوسَى، فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُوْنَ يَوْمَ
القِيَامَةِ، فَأَكُوْنُ أَوَّلَ مَنْ يُفِيْقُ، فَإِذَا مُوْسَى بَاطِشٌ
بِجَانِبِ العَرْشِ، فَلاَ أَدْرِي أَكَانَ فِيْمَنْ صَعِقَ فَأَفَاقَ قَبْلِي،
أَوْ كَانَ مِمَّنِ اسْتَنّشَى اللهُ>>[1]
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Qaza'ah telah
menceritakan kepada kami Ibrahim dari Ibn Syihab dari Abu Salamah dan Al a'raj.
(dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Saudaraku dari Sulaiman dari
Muhammad bin Abu 'Atiq dari Ibn Syihab dari Abu Salmah bin Abdurrahman dan
Sa'id bin Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata, "Seorang laki-laki muslimin
dan seorang laki-laki Yahudi saling memaki (mencela). Si Muslim berkata, 'Demi
Dzat yang mengistimewakan Muhammad di atas semua manusia', dan ia
mengucapkannya disertai sumpah. Sedang si Yahudi berkata, 'Demi Dzat yang telah
mengistimewakan Musa di atas semua manusia'. Lantas si muslim mengangkat
tangannya dan menempeleng si Yahudi. Maka si Yahudi melaporkan kasusnya kepada
Rasulullah Shallalahu'alaihiwasallam dan mengutarakan segala kasus yang terjadi
antara dirinya dan si Muslim, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun
bersabda: "Janganlah kalian mengistimewakanku di atas Musa, sebab manusia
di hari kiamat nanti akan pingsan sehingga akulah manusia pertama-tama yang
bisa siuman. Tiba-tiba Musa telah berdiri di samping 'arsy, sehingga aku tidak
tahu apakah dia termasuk yang pingsan ataukah dia telah siuman sebelumku, atau
dia diantara manusia yang Allah kecualikan (tidak pingsan).”
B.
Takhri>j
Hadis
Setelah penulis mendapatkan teks hadis lengkap dengan
artinya, maka langkah selanjutnya ialah mencari hadis tersebut di beberapa
kitab dengan menggunakan 2 metode, yaitu:
1.
Metode
Takhri>j berdasarkan rawi a’la.
Petunjuk yang ditemukan berdasarkan sanad terakhir atau
rawi a’la ialah dengan menggunakan kitab Tuhfa al-Asyra>f bi Ma’rifat
al-Atra>f karangan al-Hafi>z} al-Muh}aqqiq
Muh}addis\ al-Sya>m Jama>l al-Di>n Abu> al-H{ajja>j Yu>suf
ibn al-Zakki> ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Yu>suf al-Qadla>‘i>
al-Kalbi> al-Mizzi> al-Dimasyqi> al-Syafi>‘i> atau dikenal
dengan Ima>m al-Mizzi>.[2]
Adapun rawi a’la pada hadis tersebut ialah أَبُوْ هُرَيْرَةَ
sebagai
berikut:
*13150 (خ م) حديث: استبَّ رجل من المسلمين ورجل من اليهود... الحديث لا تفضلوني على موسى. خ في أحاديث الأنبياء (32: 2)
عن أبي اليمان، عن شعيب، عن الزهري، عن سعيد وأبي سلمة (ح 15162)، كلاهما عن أبي
هريرة به. م فيه (لا، بل في الفضائل 42: 8) عن عبد الله بن عبد الرحمن الدارمي
وأبي بكر بن إسحاق، كلاهما عن أبي اليمان به.[3]
Penjelasan data yang diperoleh dari
petunjuk berikut ialah hadis tersebut terdapat dalam 2 jalur yakni dalam kitab Bukhari dalam bab tentang al-Anbiya>’ pada
hadis ke 32 dan dalam kitab Muslim pada bab tentang al-Fad}a>’il pada hadis
ke 42. Dari
kedua jalur tersebut, semuanya mengambil hadis dari Abu> Hurairah.
2.
Metode
Takhri>j berdasarkan salah satu lafal matan hadis
Penentuan lafal hadis tersebut tidak ditentukan, awal,
tengah ataupun akhir, semuanya bisa digunakan, sehingga hadis bisa dilacak jika
potongan hadisnya sudah diketahui, namun kata yang akan dilacak haruslah
diketahui kata dasarnya terlebih dahulu atau biasa disebut فعل ماض
dan pencarian biasanya tidak terbatas pada satu kata kunci saja untuk
mendapatkan data yang lebih lengkap. Para penyusun kitab ini menitikberatkan peletakan hadis-hadisnya
menurut lafal-lafal yang asing. Semakin asing (gari>b) hadis tersebut, maka
pencarian hadis akan semakin mudah dan efisien.
Pada
metode ini, penulis menggunakan kitab al-Mu‘jam
al-Mufahras li Alfa>z} al-H{adi>s\ al-Nabawi> karangan A.J. Wensinck.
Peneliti menggunakan lafal خير, sehingga peneliti menemukan potongan hadisnya sebagai berikut:
"لاَ تُخَيِّرُوْنِيْ عَلَى
مُوْسَى"
أ.
(خ) خصومات 1، أنبياء 31، تفسير سورة 7، رقاق 43، توحيد
31.
ب. (م)
فضائل 160.
ت. (د)
سنة 13.
ث. (حم)
2، 64.[4]
Adapun penjelasan data yang diperoleh dari petunjuk
tersebut ialah sebagai berikut:
a. Dalam
kitab Bukhari pada bab tentang Khus}u>ma>t hadis ke 1, pada bab tentang
Anbiya>’ pada hadis ke 31, pada bab tentang Tafsi>r Su>rah pada hadis
ke 7, pada bab tentang Riqa>q hadis ke 43 dan pada bab tentang Tauhi>d
hadis ke 31.
b. Dalam
kitab Muslim pada bab tentang Fad}a>’il hadis ke 160.
c. Dalam
kitab Abu> Da>ud pada bab tentang Sunnah hadis ke 13.
d. Dalam
kitab Ah}mad bin H}anbal pada Juz ke 2 halaman 64
C.
Analisis Sanad Hadis
1.
Skema tunggal hadis tentang
“Kehendak dan Keinginan”
2.
Biografi
Para Perawi Hadis
Adapun setelah peneliti membuat
skema tunggal terhadap hadis tersebut, maka langkah selanjutnya ialah
mengumpulkan biografi para perawi hadis mulai dari mukharrij sampai
dengan rawi a’la, yaitu:
a)
Imam
Bukhari
Nama lengkapnya ialah Muh}ammad bin Isma’il bin
Ibra>hi>m bin al-Mugi>rah.[5]
Beliau lahir pada tahun 194 Hijriah[6].
Beliau rihlah pada tahun 210 Hijrriah dan Kunniyahnya adalah Abu> ‘Abdullah[7].
Beliau lahir di Bukhara yang dimana maknanya ialah menanam[8].
Beliau mempelajari hadis dan al-Qur’an sepanjang hidupnya dan beliau telah
melakukan rihlah dan mempelajari islam yaitu membahas hadis-hadis sampai beliau
menjadi Imam. Beliau pernah rihlah untuk belajar hadis kepada para muhaddis\in
di Mesir, kemudian beliau menuliskan hadis-hadisnya di Khurasa>n dan di
gunung-gunung, beliau juga pergi ke Hija>z dan Sya>m.
Sebelum beliau wafat, beliau pergi menuju Samarkand, tiba
di Khartand, sebuah desa kecil di Samarkand, ia singgah untuk mengunjuingi
familinya. Namun, disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan akhirnya
beliau meninggal pada malam Idul Fitri[9]
pada tahun 246 Hijriah[10]
dan ada yang mengatakan beliau meninggal pada tahun 256 Hijriah[11].
Guru-gurunya ialah ‘Ubaidillah bin Mu>sa, Muhammad bin
‘Abdillah al-Ans}ari>, Makki> bin Ibra>hi>m, Abi>
al-Mugi>rah, Abi> Mushar, Ah}mad bin Kha>lid al-Wah}bi>, dan
lain-lain.[12]
Murid-muridnya ialah al-Tirmiz}i>, Ibra>hi>m bin
Isha>q al-H}arbi>, Ibra>hi>m bin Mu>sa al-Jauzi>, Ah}mad bin
Sahl al-Jauzi>, Abu> Salamah bin ‘Abd al-Rahman, Ibra>hi>m
bin Ma’qi al-Nasafi>, Ada>m bin Mu>sa al-Khawa>ri>, H}a>tim
bin Khujaim al-Afra>ni> dan masih banyak lagi yang lainnya.[13]
(Tahzib al-kamal, juz: 24, hal:437)
b)
Abu> Salamah bin ‘Abd al-Rahman
Nama lengkapnya adalah Abd Allah bin ‘Abd al-Rahman bin
‘Auf al-Qurasyyi al-Z}uhri> al-Madani>, tapi ada juga yang mengatakan
namanya adalah Isma’il.[14]
Kunniyahnya adalah Abu> Salamah. Terjadi perbedaan tentang tahun
kelahirannya, menurut Muhammad bin Sa’id beliau lahir pada tahun 20-an atau
pada tahun tahun 40-an Beliau wafat di Madinah, menurut Hisya>m bin ‘Adi>
beliau wafat pada tahun 94 hijiriah dan ada juga yang mengatakan beliau wafat
pada tahun 104 hijriah[15].
Muhammad bin Sa’id menilainya S|iqah, Abu Zar’ah juga
mengatakan bahwa beliau Imam yang S|iqah, ‘Aqi>l bin Khalid berkata dari
al-Zuhri>, bahwa Abu> Salamah bin ‘Abd al-Rahman adalah orang yang
mengetahui banyak hadis.
c)
Ibn Syiha>b
Nama lengkapnya adalah Sa’id bin al-Musayyab bin H}azan
bin Abi> Wahb.[16]
Kunniyahnya adalah Abu> Muha}ammad, nasabnya adalah al-Quraisyi>,
al-Madani> dan al-Makhzumi>. Beliau wafat pada tahun 93 Hijriah.
Penilaian ulama terhadap beliau ialah Sulaiman bin
Mu>sa menilai bahwa beliau adalah ahli fiqih dari kalangan tabi’in,
Yahya> bin Mu’in berkata bahwa: Sa’id bin al-Musayyab lebih S}alih dari ‘Ali>
dan ‘Us\ma>n. Abu> T}a>lib mengatakan bahwa Sa’id bin al-Musayyab itu s\iqah.
Abu> Zur’ah mengatakan s\iqah.[17]
d)
Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q
Nama lengkapnya adalah Muh}ammad bin ‘Abdillah bin
Abi> ‘Ati>q al-Quraisyi> al-Taimi>. Kunniyahnya adalah
al-Siddiqi>.
Muh}ammad bin Yahya> al-Zuhli> berkata bahwa tidak
ditemukan riwayat dari Muh}ammad bin ‘Abdillah di Ira>q akan tetapi pada
akhir hayatnya ditemukan bahwa ia adalah ahli Ira>q, riwayatnya lebih
terkenal di Hija>z dari pada di Ira>q. beliau meriwayatkan banyak hadis
dari al-Zuhri>, Abu> Da>ud, al-NAsa’I dan Tirmidzi.[18]
e)
Sulaima>n
Nama lengkapnya adalah Sulaima>n bin Bila>l. Kunniyahnya
adalah Abu> Muh}ammad dan nasabnya ialah al-Quraisyi>.[19]
Beliau Wafat di Madinah pada tahun 172 Hijriah.
Abu> T}a>lib berkata dari Ah}mad bin H}anbal bahwa:
“لا بأس به ”. Yahya>
bin Mu’in, Muhammad bin Sa’id, Ya’qu> bin
Syaibah dan al-Nasa’i menilainya s\qah.
Akan tetapi al-Zuhli> menilai hadis Sulaiman bin Bila>l yang dia
riwayatkan dari al-Zuhri> itu berstatus hasan dan Sulaiman bin Bila>l
meriwayatkan banyak hadis dari al-Zuhri>, tapi beliau juga terkenal sebagai penuntut
ilmu hadis di madinah sampai beliau meninggal.[20]
f)
Akhihi
Nama lengkapnya adalah ‘Abd
al-H}umaid bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<>yas bin Ma>lik bin
Abi> ‘A<mir al-As}bahi>.[21]
Beliau wafat di Baghda>d pada tahun 202 Hijriah.[22]
Us\ma>n bin Sa’id dari Yahya>
bin Mu’in menilainya s\iqah. Yahya berkata : “ليس به بأس”.
g)
Isma>’il
Nama lengkapnya adalah Isma>’il
bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<yas bin Ma>lik bin Abi> ‘A<mir
al-As}bahi. Kunniyahnya adalah Abu> Abdillah bin U<yas dan nasabnya
adalah al-Madani>. Laqabnya adalah Ibn Abi> U<yas. Beliau wafat pada
tahun 226 Hijriah.
Abu Ta>lib berkata dari Ah}mad
bin H}anbal : “لا بأس به ” sama halnya dengan Us\ma>n bin Sa’id
al-Da>rimi> dari Yahya> bin Mu’in, mereka juga memberikan penilaian
yang sama. Abu Bakr menilainya s}adu>q. Mu’a>wiyah bin S}alih
berkata Abu> U<yas dan anaknya itu dha’if. Syekh al-Bani>
mengatakan bahwa Isma>’il pernah meriwayatkan hadis Munkar dan dia di nilai dha’if.[23]
Ibra>hi>m bin ‘Abdillah berkata: “ مخلط، يكذب، ليس
بشيئ”. Al-Nasa’i dan
al-Ba>qu>n menilainya dha’if.
h)
Al-A’ra>ji
Nama lengkapnya adalah ‘Abd
al-Rahman bin Hurmuz. Kunniyahnya adalah Abu> Da>ud\, nasabnya adalah
al-Madani> dan laqabnya adalah al-Ara>ji. Beliau wafat di Iskandari> pada
tahun 119 Hijriah.[24]
Muh}ammad bin Sa’id menilainya s\iqah
dan beliau juga meriwayatkan banyak hadis. Muhammad bin ‘Us\man berkata dari
‘Ali> bin al-Madani> berkata bahwa: ada enam sahabat Rasulullah saw dan
salah satunya ialah al-A’ra>ji. Ah}mad bin ‘Abdullah al-‘Ajli>, Abu>
Zur’ah dan Ibn Khira>sy menilainya s\iqah.[25]
i)
Ibra>hi>m
Nama lengkapnya adalah
Ibra>hi>m bin Sa’id bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf al-Quraisyi>
al-Zuhri>. Kunniyahnya adalah Abu> Isha>q al-Madani>. Beliau lahir
pada tahun 108 Hijriah. Dan beliau wafat pada tahun 183 Hijriah, ada juga yang
berpendapat bahwa beliau wafat pada tahun 184 Hijriah.
Abdullah bin Ah}mad bin Hanbal
menilainya s\iqah. Za>da bin Abi> Muri>m menilainya h}ujjah.
Yahya> bin Mu’in menilainya s\iqah. Ahmad bin ‘Abdullah bin S}alih
al-‘Ajli> mengatakan si Madani> itu s\iqah. Bukhari berkata bahwa
diantara Ibra>hi>m bin Sa’id dengan Muha}ammad bin Isha>q,
Ibra>hi>m bin Sa’id lebih banyak menghafal hadis di bandingkan dengan
Muh}ammad bin Isha>q. Abd al-Rah}man bin Yu>su>f menilainya sadu>q.[26]
j)
Yahya>
bin Qaza’ah
Nama lengkapnya adalah Yahya> bin
Qaza’ah. Nasabnya adalah al-Qiraisyi> al-Makki> al-Muazzani.
Al-Daraqut}ni> menilainya s\iqah
.
k)
Abu Hurairah
Nama lengkapnya adalah ‘Abd al-Rahman bin S}akhr.[27] Akan tetapi,
para ulama berbeda pendapat mengenai namanya dan nama bapaknya diantaranya ada
yang mengatakan Abd al-Rahman bin S}akhar, ‘Abd al-Rahman bin Gaanam, ‘Abdullah
bin ‘A<ziz, ‘Abdullah bin ‘Amir, ‘Abdullah bin ‘Amru> dan dikatakan juga
bahwa juga bahwa namanya pada masa jahiliyyah ‘Abd al-Syams dan kunniyahnya Abu
al-Aswad, dan Rasulullah saw. memberinya nama ‘Abdullah kunniyahnya Abu
Hurairah[28] sebagaimana
telah diriayatkan darinya bahwasanya doa berkata “Susungguhnya saya diberi
gelar sebagai Abu Hurairah karena saya telah mendapatkan anak-anak kucing
kemudian menggendongnya di lenganku dan ditanyakan: apa itu? Saya menjawab: anak-anak kucing, maka dikatakan kepadaku:
Kamu bapaknya kucing”. Abu al-Qa>shim menyebutkan bahwa nama ibunya adalah
Maimu>nah S|abi>h.[29]
Beliau wafat pada tahun 57 H.
Guru-guru
beliau adalah Rasulullah saw, Usamah bin Zaid bin al-Ha>ris\ah, Bas}rah bin
Abi> Bas}rah al-Giffa>ri>, ‘Umar bin al-Khat}t}a>b, al-Fad}l bin
al-‘Abba>s, Abu> Bakr al-S}iddi>q, ‘A<isyah istri Nabi Muhammad
saw., ‘Ubay bin Ka’ab, Ka’ab al-Akhba>r.
Murid-muridnya ialah Ibra>hi>m
bin Isma>’il, Anas bin H}aki>m al-D}abiyyi, Anas bin Ma>lik,
Basyi>r bin Nahi>k, Ja>bir bin ‘Abdullah, Ja’far bin ‘Iya>d},
H}umaid bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf, dan masih banyak lagi yang lainnya.
3.
Penjelasan
tentang bentuk periwayatan yang diteliti
a. Periwayatan antara Muh}ammad bin
Abi> ‘Ati>q dari Ibn Syiha>b termasuk bentuk periwayatan al-Aka>bir
an al-As}a>gir karena Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q termasuk tabi’in
pertengahan sedangkan Ibn Syiha>b bukan termasuk dari kalangan tabi’in
pertengahan (دون وسط التابعين ) atau
tingkatannya lebih di bawah daripada Muh}ammad bin ‘Ati>q.
b. Periwayatan antara Isma>’il dari
saudaranya ‘Abd al-H}umaid termasuk bentuk periwayatan al-Ikhwah wa
al-Akhawa>t karena Isma>’il telah mengambil hadis dari saudaranya yaitu
‘Abd H}umaid.
c. Periwayatan antara Abi> Salamah
dan al-A’ra>ji termasuk bentuk periwayatan al-Aqra>n karena Abi>
Salamah dan al-A’raji sama-sama berada pada tingkatan tabi’in pertengahan.
d. Periwayatan antara Ibra>hi>m
dari Ibn Syiha>b merupakan bentuk periwayatan al-Aka>bir an al-Asa>gir
karena dilihat dari segi tingkatannya yang di mana Ibra>hi>m telah
mengambil hadis dari tingkatan yang berada di bawahnya yaitu Ibn Syiha>b
yang berada bukan pada tingkatan tabi’in pertengahan (دون
وسط التابعين ).
BAB III
KESIMPULAN
1.
Nama-nama
perawi yang mubham:
a.
Abi>
Salamah bi Abd al-Rah}man
Nama lengkapnya
adalah Abd Allah bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf al-Qurasyyi al-Z}uhri>
al-Madani>, tapi ada juga yang mengatakan namanya adalah Isma’il.
Kunniyahnya adalah Abu> Salamah. Terjadi perbedaan tentang tahun
kelahirannya, menurut Muhammad bin Sa’id beliau lahir pada tahun 20-an atau
pada tahun tahun 40-an Beliau wafat di Madinah, menurut Hisya>m bin ‘Adi>
beliau wafat pada tahun 94 hijiriah dan ada juga yang mengatakan beliau wafat
pada tahun 104 hijriah. Kesimpulanal-Jarh
wa al-Ta’dilny ialah Abi> Salamah itu s\iqah.
b.
Ibn
Syiha>b
Nama lengkapnya adalah Sa’id bin al-Musayyab bin H}azan
bin Abi> Wahb. Kunniyahnya adalah Abu> Muha}ammad, nasabnya adalah
al-Quraisyi>, al-Madani> dan al-Makhzumi>. Beliau wafat pada tahun 93
Hijriah. Kesimpulan jarh wa al-Ta’dil
ialah Sa’id bin al-Musayyab itu s\iqah.
c.
Muh}ammad
bin Abi> ‘Ati>q
Nama lengkapnya adalah Muh}ammad bin ‘Abdillah bin
Abi> ‘Ati>q al-Quraisyi> al-Taimi>. Kunniyahnya adalah
al-Siddiqi>. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dilnya ialah bahwa beliau
itu lebih terkenal riwayatnya di Hija>z dari pada di Ira>q tempat
kelahirannya.
d.
Sulaima>n
Nama lengkapnya adalah
Sulaima>n bin Bila>l. Kunniyahnya adalah Abu> Muh}ammad dan nasabnya
ialah al-Quraisyi>. Beliau Wafat di Madinah pada tahun 172 Hijriah. Kesimpulan
al-Jarh wa al-Ta’dilnya ialah bahwa Sulaima>n bin Bila>l ada yang
mengatakan لا بأس به
ada juga yang
mengatakan bahwa beliau itu s\iqah.
e.
Akhihi
Nama lengkapnya adalah ‘Abd
al-H}umaid bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<>yas bin Ma>lik bin
Abi> ‘A<mir al-As}bahi>.[30]
Beliau wafat di Baghda>d pada tahun 202 Hijriah. Kesimpulan al-Jarh wa
al-Ta’dil ialah bahwa beliau itu ليس به بأس.
f.
Isma>’il
Nama lengkapnya adalah Isma>’il
bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin U<yas bin Ma>lik bin Abi> ‘A<mir
al-As}bahi. Kunniyahnya adalah Abu> Abdillah bin U<yas dan nasabnya
adalah al-Madani>. Laqabnya adalah Ibn Abi> U<yas. Beliau wafat pada
tahun 226 Hijriah. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dil beliau ialah dha’if.
g.
Ibra>hi>m
Nama lengkapnya adalah ‘Abd
al-Rahman bin Hurmuz. Kunniyahnya adalah Abu> Da>ud\, nasabnya adalah
al-Madani> dan laqabnya adalah al-Ara>ji. Beliau wafat di Iskandari>
pada tahun 119 Hijriah. Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dil beliau ialah s\iqah.
h.
Yahya>
bin Qaza’ah.
Nama lengkapnya adalah Yahya> bin
Qaza’ah. Nasabnya adalah al-Qiraisyi> al-Makki> al-Muazzani. Penulis tidak
menemukan tanggal lahir maupun wafat beliau.
Kesimpulan al-Jarh wa al-Ta’dil beliau ialah s\iqah.
1.
Bentuk
periwayatan yang terjadi pada sanad yang diteliti:
a)
Periwayatan
antara Muh}ammad bin Abi> ‘Ati>q dari Ibn Syiha>b termasuk bentuk
periwayatan al-Aka>bir an al-As}a>gir.
b)
Periwayatan
antara Isma>’il dari saudaranya ‘Abd al-H}umaid termasuk bentuk periwayatan
al-Ikhwah wa al-Akhawa>t.
c)
Periwayatan
antara Abi> Salamah dan al-A’ra>ji termasuk bentuk periwayatan
al-Aqra>n.
d)
Periwayatan
antara Ibra>hi>m dari Ibn Syiha>b merupakan bentuk periwayatan
al-Aka>bir an al-Asa>gir.
DAFTAR PUSTAKA
‘Ali> bin Hibbah Allah bin Abi> Nas}r bin Maku>lan. al-Ikma>l. Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, 1411 H.
al-Bagda>di>, Ahmad bin ‘Ali>
Abu> Bakr al-Khat}i>b. Ta>rikh
Bagda>d.
Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, t.th.
al-Basti>, Muh}ammad bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim
al-Taimi>. Masya>hir Ulama>’ al-Amsh}a>r. Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.
al-Bukha>ri> al-Ju’fi>, Muhammad bin Isma’il bin Ibra>hi>m
Abu> ‘Abdillah. Ta>rikh al-Ka>bi>r. Beirut:
Da>r al-Fikr, t.th.
al-Bukha>ri>, Abi> ‘Abdullah
bin ‘Isma<’il. al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}. Beirut: Da>r al-Kutub, 1407 H.
al-Damasyqi>, Hamid bin Ah}mad Abu> ‘Abdullah al-Zahabi>. al-Ka>syif. Jeddah: Muassasah ‘Ulwa, 1413 H.
Ibn ‘Adi>,
Al-Ka>mil fi Du’afa>’ al-Rija>l, (t. d.)
M. Solahuddin & Agus Suyadi. ‘Ulum al-H{adi>s\. Cet. I;
Bandung Pustaka Setia, 2009.
al-Miz}z}i, Al-Ha>fiz}. Tuhfat
al-Asyra>f bi Ma’rifat al-Atra>f. t.t: Da>r al-Qiyamah, 1403 H.
, Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n. Tahzi>b al-Kama>l.
Beirut: Muassah al-Risa>lah, 1400 H.
al-Sya>fi’i, Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni>. Tahzi>b
al-Tahzi>b. Beirut: Da>r al-Fikr, 1404 H.
, Ah}mad bin
‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni>. Taqri>b al-Tahz}i>b,.
Suriah: Da>r al-Rasyi>d, 1406 H.
al-Sya>mi>, Abd al-Rahma. Si>rah
A’la>m al-Nubala>’i. (t.
d).
al-Taimi> al-Basti>, Muha}mmad bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim. al-S|iqa>t. Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.
Weinsinck, A.J. terj. Muh}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qiy. al-Mu‘jam
al-Mufahras li Alfa>z} al-H}adi>s\ al-Nabawiy. Laeden: I.J Brill,
1969 M.
[1]
Abi> ‘Abdullah bin ‘Isma<’il al-Bukha>ri>, al-Ja>mi’
al-S}ah}i>h}, Juz IV, (Beirut: Da>r al-Kutub, 1407 H.), h. 399.
[3]Al-Ha>fiz}
al-Miz}z}i, Tuhfat al-Asyra>f bi Ma’rifat al-Atra>f, Juz X, (t.t:
Da>r al-Qiyamah, 1403 H.), h. 19.
[4]A.J.
Weinsinck terj. Muh}ammad Fua>d ‘Abd al-Ba>qiy, al-Mu‘jam al-Mufahras
li Alfa>z} al-H}adi>s\ al-Nabawiy, Juz. II (Laeden: I.J Brill, 1969 M.),
h. 93.
[5]‘Ali>
bin Hibbah Allah bin Abi> Nas}r bin Maku>lan, al-Ikma>l, Juz I,
(Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, 1411 H.), h. 259.
[6]Hamid
bin Ah}mad Abu> ‘Abdullah al-Zahabi> al-Damasyqi>, al-Ka>syif,
Juz II, (Jeddah: Muassasah ‘Ulwa, 1413 H.), h. 156.
[7]Ahmad
bin ‘Ali> Abu> Bakr al-Khat}i>b al-Bagda>di>, Ta>rikh
Bagda>d, Juz II, (Beirut: Da>r al-Kitab al-‘Alamiyah, t.th.), h. 4.
[9]Muha}mmad
bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim al-Taimi> al-Basti>, al-S|iqa>t,
Juz IX,
(Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.), h. 113.
[10]Muhammad
bin Isma’il bin Ibra>hi>m Abu> ‘Abdillah al-Bukha>ri> al-Ju’fi>,
Ta>rikh al-Ka>bi>r, Juz I, (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.), h.
3.
[12] Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Tahzi>b
al-Tahzi>b, Juz IX, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1404 H.), h. 41.
[13] Yu>suf bin al-Zaki> ‘Abd al-Rahma>n
al-Miz}z}i>, Tahzi>b al-Kama>l, Juz XXXIV (Beirut: Muassah
al-Risa>lah, 1400 H.), h. 437.
[15] Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Taqri>b
al-Tahz}i>b, (Suriah: Da>r al-Rasyi>d, 1406 H.), h. 409.
[16]Muh}ammad
bin H}ibba>n bin Ah}mad Abu> H}a>tim al-Taimi> al-Basti>, Masya>hir
Ulama>’ al-Amsh}a>r, Juz IV (Beirut: Da>r al-Fikr, 1395 H.), h.
237.
[19]Muha}ammad
bin H}ibba>n bin Ah}mad, Masya>hir
Ulama> al-Amsha>r, Juz I (Beirut: Da>r al-Kitab al’Alamiyah, 1959
M.), h. 140.
[21]Ah}mad
bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqalani> al-Syafi’i>, Lisa>n
al-Miza>n, Juz VII (Beirut: Muassasah al-A’lami> Lil), h. 275.
[27]Ah}mad
bin ‘Ali> bin H}ajar Abu>
al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Taqri>b al-Tahz}i>b, Op.,
Cit, h. 343.
[28] Ah}mad bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fi’i, Tahzi>b
al-Tahzi>b, Op., Cit, h. 518.
[30]Ah}mad
bin ‘Ali> bin H}ajar Abu> al-Fad}l al-Asqalani> al-Syafi’i>, Lisa>n
al-Miza>n, Juz VII (Beirut: Muassasah al-A’lami> Lil), h. 275.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar